PANDI Webinar: Cryptocurrency

WEBINAR
CRYPTOPCURRENCY

Oleh:
Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI)
Bersama:
Universitas Narotama (UNNAR)


LITERASI DIGITAL
CRYPTOCURRENCY

Sejarah Uang
Sejarah uang dimulai dari masa pra-barter di mana manusia hidup dengan berburu dan meramu. Kemudian, muncul alat tukar seperti barter dan uang barang yang menggunakan barang primer bernilai tinggi. Selanjutnya, terciptanya uang logam yang lebih efektif karena nilai, daya tahan, dan kemudahan dibawa. Uang kertas kemudian muncul sebagai bukti kepemilikan logam mulia. Transaksi tanpa uang tunai (cashless) diperkenalkan pada tahun 1946 dengan kartu kredit, dan terus berkembang hingga sistem cashless berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini. Terakhir, kemunculan cryptocurrency pada tahun 2009, dengan Bitcoin sebagai contohnya, yang memungkinkan transaksi tanpa melibatkan institusi keuangan resmi.

Pengertian Cryptocurrency
Cryptocurrency didefinisikan sebagai mata uang digital yang menggunakan teknologi kriptografi untuk mengamankan dan memverifikasi transaksi. Cryptocurrency tidak memiliki bentuk fisik, melainkan berupa kode digital yang disimpan dalam dompet digital. Slide ini juga menyebutkan beberapa contoh cryptocurrency populer, yaitu Bitcoin (BTC) sebagai yang pertama dan terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Ethereum (ETH) sebagai yang kedua terbesar dan memiliki platform smart contract, serta Ripple (XRP) dan Litecoin (LTC).

Ilmu Cryptocurrency

CryptoLogy adalah ilmu yang mempelajari tentang teknik komunikasi rahasia. Ilmu ini terbagi menjadi dua cabang utama: CryptoGraphy dan CryptAnalysis.

CryptoGraphy berfokus pada teknik-teknik untuk menyembunyikan informasi agar tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak berwenang. Ini melibatkan proses enkripsi, yaitu mengubah informasi asli (plaintext) menjadi bentuk yang tidak dapat dipahami (ciphertext). CryptoGraphy memiliki tiga kategori utama:

  • Asymmetric: Menggunakan sepasang kunci, yaitu kunci publik dan kunci pribadi, untuk enkripsi dan dekripsi.
  • Symmetric: Menggunakan kunci yang sama untuk enkripsi dan dekripsi.
  • Protocols: Merupakan aturan dan prosedur yang digunakan untuk mengamankan komunikasi.

Symmetric sendiri terbagi lagi menjadi dua jenis:

  • Block Chipers: Mengenkripsi data dalam blok-blok dengan ukuran tetap.
  • Stream Chipers: Mengenkripsi data bit demi bit atau byte demi byte secara terus menerus.

CryptAnalysis, di sisi lain, berfokus pada teknik-teknik untuk memecahkan ciphertext dan mendapatkan informasi asli tanpa mengetahui kunci enkripsi. Ini melibatkan analisis pola dan kelemahan dalam algoritma enkripsi.

Singkatnya, CryptoGraphy adalah tentang membuat kode rahasia, sementara CryptAnalysis adalah tentang memecahkan kode rahasia tersebut. Keduanya merupakan bagian penting dari CryptoLogy, ilmu tentang komunikasi rahasia.

Block Chain
Blockchain sebagai teknologi yang memungkinkan penyimpanan dan akses data secara terbuka, transparan, dan aman. Blockchain dianalogikan sebagai buku besar digital yang dapat diakses oleh banyak orang, namun tidak ada satu pun yang dapat mengubah atau menghapus data yang telah tercatat. Cara kerja Blockchain dijelaskan dalam empat langkah: 
  1. Data dikumpulkan dalam "blok";
  2. Blok tersebut dienkripsi dan diberi kode unik bernama "hash";
  3. Blok tersebut dihubungkan dengan blok sebelumnya melalui kode unik, membentuk "rantai" blok;
  4. Setiap blok dalam rantai dapat diakses dan diverifikasi oleh banyak orang, memastikan akurasi dan kekekalan data.
Kelebihan teknologi Blockchain, yaitu transparansi, di mana semua data yang tercatat dapat diakses publik; keamanan, karena data tidak dapat diubah atau dihapus setelah dienkripsi dan terhubung dengan blok lain; dan desentralisasi, yang memastikan data akurat dan tidak dapat dimanipulasi karena tidak dikendalikan oleh satu pihak. Kelebihan-kelebihan ini membuat Blockchain dapat diterapkan dalam berbagai aplikasi, seperti cryptocurrency dan sistem pencatatan data.

Desentralisasi Block Chain
DAAesentralisasi dalam blockchain bukan berarti tidak ada pusat sama sekali, melainkan bagaimana data dan kontrol sistem didistribusikan. Ada tiga komponen utama yang memungkinkan desentralisasi: Node, yaitu komputer yang terhubung ke jaringan blockchain dan menyimpan salinan lengkap data, memastikan akurasi dan konsistensi; Miner, node khusus yang memvalidasi transaksi dan membuat blok baru dengan menggunakan algoritma kriptografi; dan Konsensus, proses yang d
igunakan oleh node dan miner untuk mencapai kesepakatan tentang status blockchain, memastikan semua node memiliki salinan yang sama dan transaksi yang valid.

Dalam sistem blockchain, tidak ada satu pusat pun yang mengendalikan semua node dan miner. Sebaliknya, node dan miner bekerja sama dalam jaringan untuk memvalidasi transaksi, membuat blok baru, dan memastikan konsistensi data. Desentralisasi ini memberikan beberapa keuntungan, seperti tidak adanya titik kegagalan tunggal, tidak ada entitas tunggal yang mengendalikan data, keamanan yang lebih baik terhadap serangan, serta transparansi dan aksesibilitas yang lebih luas bagi semua node dalam jaringan.

Cryptocurrency dalam Berbagai Sudut Pandang
Secara sederhana, cryptocurrency memungkinkan transaksi online tanpa perantara bank, berkat teknologi blockchain yang menjamin keamanan dan transparansi. Dari segi teknis, cryptocurrency menggunakan blockchain sebagai buku besar digital yang terdistribusi dan algoritma kriptografi untuk mengamankan transaksi. Secara ekonomi, cryptocurrency adalah alternatif mata uang yang tidak dikendalikan pemerintah, memiliki jumlah terbatas, dan memungkinkan transaksi internasional yang cepat dan murah. Secara filosofis, cryptocurrency merepresentasikan kebebasan dan desentralisasi, memungkinkan individu bertransaksi langsung tanpa perantara dan memiliki kontrol penuh atas uang mereka.

Price History of Bitcoin

Pada awalnya, harga Bitcoin sangat rendah, dimulai dari $0.09 pada tahun 2010. Kemudian, terjadi lonjakan harga yang signifikan pada tahun 2011, mencapai $123. Pada tahun 2013, harga Bitcoin melonjak tajam menjadi $1238, tetapi kemudian turun kembali menjadi $687.50.

Setelah periode yang relatif stabil, harga Bitcoin kembali naik secara signifikan pada tahun 2017, mencapai $18,000. Pada tahun 2020, terjadi peningkatan sebesar 416%, dari $6,966 menjadi $29,000. Puncak harga Bitcoin terjadi pada November 2021, mencapai $68,991. Meskipun sempat mengalami penurunan, harga Bitcoin kembali naik menjadi $73,835 pada Maret 2024.

Secara keseluruhan, grafik menunjukkan volatilitas harga Bitcoin yang tinggi, dengan periode kenaikan dan penurunan yang tajam.

Mengapa Bitcoin Nilainya Mahal?
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Bitcoin, terutama dalam konteks kasus peretasan (security breach) meliputi permintaan, di mana permintaan Bitcoin meningkat jika peretas menuntut tebusan dalam bentuk Bitcoin; ketersediaan, di mana harga bisa turun jika peretas menjual Bitcoin yang diterima; sentimen pasar, di mana kekhawatiran tentang keamanan Bitcoin akibat peretasan dapat menurunkan harga; dan faktor lain seperti kebijakan moneter, regulasi, dan sentimen investor. Pada dasarnya, harga Bitcoin dipengaruhi oleh hukum pasar, yaitu penawaran dan permintaan, dan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan kebutuhan di pasar.


SESI TANYA JAWAB:

Apakah Bitcoin dapat dianggap sebagai lindung nilai (hedge) terhadap inflasi, mengingat fluktuasi harga yang tinggi?

Bitcoin sering diperdebatkan sebagai lindung nilai inflasi, tetapi dengan volatilitasnya yang tinggi, efektivitasnya masih menjadi pertanyaan. Meskipun Bitcoin memiliki pasokan terbatas seperti emas, yang secara teori dapat melindunginya dari inflasi, harga Bitcoin sangat fluktuatif dan seringkali berkorelasi dengan aset berisiko lainnya seperti saham. Ini berarti bahwa dalam periode inflasi tinggi, Bitcoin mungkin tidak memberikan perlindungan yang diharapkan.

Emas, di sisi lain, memiliki sejarah panjang sebagai lindung nilai inflasi. Emas memiliki volatilitas yang lebih rendah daripada Bitcoin dan telah terbukti mempertahankan nilainya selama periode inflasi tinggi. Namun, emas juga memiliki kelemahan, seperti biaya penyimpanan dan kurangnya likuiditas dibandingkan dengan Bitcoin.

Jadi, sementara Bitcoin memiliki potensi sebagai lindung nilai inflasi, volatilitasnya yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang lebih berisiko daripada emas. Investor yang mencari lindung nilai inflasi yang lebih stabil mungkin lebih memilih emas, sementara mereka yang bersedia mengambil risiko lebih tinggi mungkin mempertimbangkan Bitcoin sebagai bagian dari portofolio mereka.


Bagaimana cara kita menentukan platform yang tepat untuk invest bictoin karena update berita 21 Februari 2025 bybit di hack dan merugi $1,5 Miliar dollar?

Peristiwa peretasan Bybit pada 21 Februari 2025 menjadi pengingat penting akan risiko keamanan dalam investasi kripto. Untuk memilih platform yang tepat, pertimbangkan faktor-faktor berikut:

  • Reputasi dan Keamanan: Cari platform dengan rekam jejak keamanan yang kuat, audit keamanan rutin, dan langkah-langkah perlindungan dana pengguna seperti penyimpanan dingin (cold storage).
  • Regulasi: Pilih platform yang mematuhi regulasi di wilayah Anda untuk perlindungan hukum yang lebih baik.
  • Transparansi: Platform yang transparan tentang struktur biaya, praktik keamanan, dan kepemilikan dana memberikan kepercayaan lebih besar.
  • Diversifikasi: Jangan menyimpan semua aset kripto Anda di satu platform. Pertimbangkan untuk mendiversifikasi ke beberapa platform terpercaya.
  • Asuransi: beberapa platform memiliki asuransi untuk melindungi dana pengguna dari peretasan.

Apakah volatilitas harga Bitcoin merupakan indikasi dari ketidakstabilan jangka panjang, atau hanya fluktuasi pasar biasa?

Volatilitas harga Bitcoin merupakan ciri khas pasar aset kripto, dan tidak selalu mengindikasikan ketidakstabilan jangka panjang. Volatilitas ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk spekulasi pasar, sentimen investor, regulasi, dan adopsi institusional. Meskipun fluktuasi harga yang tinggi dapat menimbulkan kekhawatiran, Bitcoin telah menunjukkan ketahanan dan pertumbuhan jangka panjang yang signifikan sejak awal kemunculannya. Oleh karena itu, volatilitas Bitcoin lebih tepat dianggap sebagai fluktuasi pasar yang lazim terjadi pada aset yang masih dalam tahap perkembangan dan adopsi.

Apakah dengan berinvestasi di Bitcoin akan terjadi perputaran uang, atau apakah Bitcoin bisa menggantikan mata uang rupiah di masa depan?

Investasi Bitcoin dapat memicu perputaran uang, terutama melalui perdagangan dan spekulasi di pasar kripto. Namun, Bitcoin belum siap menggantikan rupiah sebagai mata uang utama di Indonesia. Volatilitas tinggi, kurangnya regulasi yang jelas, dan adopsi yang belum luas menjadi tantangan utama. Saat ini, Bitcoin lebih berperan sebagai aset investasi daripada alat pembayaran yang stabil. Bank Indonesia juga belum mengakui Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, dan pengembangan Rupiah Digital menunjukkan komitmen pemerintah untuk inovasi mata uang digital yang terintegrasi dengan sistem keuangan yang ada.

Komentar